Rabu, 02 Juli 2014


Bila aku Bertelanjang Kaki
Masihkah engkau bisa kumiliki?

Kini aku punya segalanya. Segala yang diimpikan sebagian bahkan semuah manusia dizaman ini. Rumah mewah, mobil mewah, bahkan bukan hanya satu tapi lebih banyak yang dikira oleh mereka. Tabungan pun membesar dan tak terhingga. Hingga sering terbesit di fikiran teman-teman, “Tabunganmu itu sudah terlalu penuh!, kalau mau setor lewat ATM , ya pasti ada pesan seperti “Rekening yang anda tuju sudah terlalu penuh, cobalah buka rekening baru lagi.....aku bisa membeli apa saja yang terbesit difikiranku. Sampai aku pun sering dibicarakan, “Kamu tuh ya , beli barang mahal ya seperti membeli krupuk yang tak ada harganya dan kapan saja bisa kamu beli.baju bajuku pun selalu keren , modis ,up to date, badanku tentu saja wangi, aku nggak mau parfum yang abal-abal, apa lagi yang refil refil yang mengaku import seperti sekarang.
            Aku sang raja kaya raya itu , sang sukses , sang hebat  itu , yang semuahnya dapat ku capai tanpa aku merasa kelelahan.bagitu banyak yang memujaku ,mendekati aku , semuah tampak begitu nyaman denganku , bangga terhadapku , dan membutuhkan aku . semuahnya begitu menyanjungku selalu mendengarkan omonganku, selalu memberiku keleluasaan untuk aku mengambil kan keputusan.
            Dan mereka selalu membuatku tersenyum !,
Mereka selalu welcome dan ada waktu untukku!
Mereka selalu bersedia menjadi pijakan atas pendirianku.
Sesungguhbetapa nyaman menjadi aku , diidolakan dimana-mana, dihargai dimana-mana dan didengarkan dimana-mana, aku dianggap banget loh siapapun.
Sebagai manusia , aku sering didera perasaan dan renungan tajam mengharu, menyayat jiwaku, sisi kemanusiaanku.
Benarkah dengan semuah ini aku bahagia?
Sungguhkah aku nyaman dengan semuah ini ?
Tuluskah mereka melakukan semuahnya untukku dan tuluskan orang yang aku sayang dengan semuah ini tanpa ada alasan tertentu ?
Ya tuhan......
Harus aku akuin dari lubuk hatiku bahwa sesungguhnya amat beruntung telah engkau karunaiai kelimpahan materi yang amat sangat luar biasa yang dengannya apa saja bisa ku dapatkan. Dengan kelimpahan materi. Andai saja tuhan berkehendak mengambil semuah ini yang ada padaku, dan itu sangat sungguh mudah baginya, sungguh mudah seperti membakar semuah kayu yang akan habis terbakar.
Yah, andai aku tak memiliki semuah ini , apakah kalian masih dapat kumiliki ? andai aku berjalan bertelanjang kaki , bermandikan keringat , menahan lapar, bertubuh dekil, bau dengan dompet yang kempes tak mampu membeli apapun hingga segelas aqua gelaspun aku tak mampu membelinya. Akankah kau kau kau yang kini selalu tersenyum manis dan dekat denganku menyentuh menggenggam lenganku , merangkulku, memelukku , menemaniku , dan menganggapku sebagai manusia/
Sungguh , aku telah melihat beberapa dari manusia lama yang dulu jaya dan mapan , begitu dipuja dan dipuji sebagai sang hebat , orang kaya seketika terasing dalam kesepian saat semuah nya hilang padanya.
Sungguh aku telah menjadi saksi sebuah pengalaman kakekku yang mengatakan “Pohon, kalau masih rindang daunnya , nsemuah orang ingin berteduh dibawahnya, namun jika sudah meranggas, rontok daunnya , jangankan berteduh , bahkan semuah ingin menebangnya dan membakarnya “.
YA ALLAH!!!!!
Lihatlah kesekitarku , sungguh amat banyak orang yang mapan yang ditinggalkan oleh semuah orang yang membanggakannya selama ini saaat kemapanannya telah menghilang darinya, lalu yang ada hanyalah kesendirian , kesunyian , deraan cemoohan , bahkan fitnah , mereka yang dulu selalu membuat besar dimatanya, mendengarkanku , mencintaiku, seketika malu untuk bertemu denganku , mendengarkan keluh kesahku apalagi menjulurkan tangan untuk memelukku lagi mungkin mereka tak akan lakukan lagi.
Aku sering terdera oleh renungan seperti itu
Masihkah engkau ada untukku disaat aku lemah dan terpuruk?
Semuahnya hanya bisa dijawab oleh waktu . siapa yang dapat menerimaku dengan keadaan aku ... sekrang atau nanti .....
           










Tidak ada komentar:

Posting Komentar