Bila aku Bertelanjang
Kaki
Masihkah engkau bisa
kumiliki?
Kini
aku punya segalanya. Segala yang diimpikan sebagian bahkan semuah manusia
dizaman ini. Rumah mewah, mobil mewah, bahkan bukan hanya satu tapi lebih
banyak yang dikira oleh mereka. Tabungan pun membesar dan tak terhingga. Hingga
sering terbesit di fikiran teman-teman, “Tabunganmu itu sudah terlalu penuh!,
kalau mau setor lewat ATM , ya pasti ada pesan seperti “Rekening yang anda tuju
sudah terlalu penuh, cobalah buka rekening baru lagi.....aku bisa membeli apa
saja yang terbesit difikiranku. Sampai aku pun sering dibicarakan, “Kamu tuh ya
, beli barang mahal ya seperti membeli krupuk yang tak ada harganya dan kapan
saja bisa kamu beli.baju bajuku pun selalu keren , modis ,up to date, badanku
tentu saja wangi, aku nggak mau parfum yang abal-abal, apa lagi yang refil
refil yang mengaku import seperti sekarang.
Aku sang raja kaya raya itu , sang
sukses , sang hebat itu , yang semuahnya
dapat ku capai tanpa aku merasa kelelahan.bagitu banyak yang memujaku
,mendekati aku , semuah tampak begitu nyaman denganku , bangga terhadapku , dan
membutuhkan aku . semuahnya begitu menyanjungku selalu mendengarkan omonganku,
selalu memberiku keleluasaan untuk aku mengambil kan keputusan.
Dan mereka selalu membuatku
tersenyum !,
Mereka
selalu welcome dan ada waktu untukku!
Mereka
selalu bersedia menjadi pijakan atas pendirianku.
Sesungguhbetapa
nyaman menjadi aku , diidolakan dimana-mana, dihargai dimana-mana dan
didengarkan dimana-mana, aku dianggap banget loh siapapun.
Sebagai
manusia , aku sering didera perasaan dan renungan tajam mengharu, menyayat
jiwaku, sisi kemanusiaanku.
Benarkah
dengan semuah ini aku bahagia?
Sungguhkah
aku nyaman dengan semuah ini ?
Tuluskah
mereka melakukan semuahnya untukku dan tuluskan orang yang aku sayang dengan
semuah ini tanpa ada alasan tertentu ?
Ya
tuhan......
Harus
aku akuin dari lubuk hatiku bahwa sesungguhnya amat beruntung telah engkau
karunaiai kelimpahan materi yang amat sangat luar biasa yang dengannya apa saja
bisa ku dapatkan. Dengan kelimpahan materi. Andai saja tuhan berkehendak
mengambil semuah ini yang ada padaku, dan itu sangat sungguh mudah baginya,
sungguh mudah seperti membakar semuah kayu yang akan habis terbakar.
Yah,
andai aku tak memiliki semuah ini , apakah kalian masih dapat kumiliki ? andai
aku berjalan bertelanjang kaki , bermandikan keringat , menahan lapar, bertubuh
dekil, bau dengan dompet yang kempes tak mampu membeli apapun hingga segelas
aqua gelaspun aku tak mampu membelinya. Akankah kau kau kau yang kini selalu
tersenyum manis dan dekat denganku menyentuh menggenggam lenganku ,
merangkulku, memelukku , menemaniku , dan menganggapku sebagai manusia/
Sungguh
, aku telah melihat beberapa dari manusia lama yang dulu jaya dan mapan ,
begitu dipuja dan dipuji sebagai sang hebat , orang kaya seketika terasing
dalam kesepian saat semuah nya hilang padanya.
Sungguh
aku telah menjadi saksi sebuah pengalaman kakekku yang mengatakan “Pohon, kalau
masih rindang daunnya , nsemuah orang ingin berteduh dibawahnya, namun jika
sudah meranggas, rontok daunnya , jangankan berteduh , bahkan semuah ingin
menebangnya dan membakarnya “.
YA
ALLAH!!!!!
Lihatlah
kesekitarku , sungguh amat banyak orang yang mapan yang ditinggalkan oleh
semuah orang yang membanggakannya selama ini saaat kemapanannya telah
menghilang darinya, lalu yang ada hanyalah kesendirian , kesunyian , deraan
cemoohan , bahkan fitnah , mereka yang dulu selalu membuat besar dimatanya,
mendengarkanku , mencintaiku, seketika malu untuk bertemu denganku ,
mendengarkan keluh kesahku apalagi menjulurkan tangan untuk memelukku lagi
mungkin mereka tak akan lakukan lagi.
Aku
sering terdera oleh renungan seperti itu
Masihkah
engkau ada untukku disaat aku lemah dan terpuruk?
Semuahnya
hanya bisa dijawab oleh waktu . siapa yang dapat menerimaku dengan keadaan aku
... sekrang atau nanti .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar