Rabu, 02 Juli 2014


Saat Hidup Hanya
Memberikan Dua Pilihan


Aku dengan terisak , berututur tentang kekasihku yang teramat ku cintai, yang telah ku cintai, membina persaanku dengan manisnya, yang aku mencoba tak sanggup untuk menahan penolakannya . aku menangis , sangat tersedu , diatas cermin ku torehkan luka hatiku , “sungguh , aku rela mati jika ia memintaku untuk melakukan apapun yang ia inginkan, saking aku mencintainya “.
            Saat ini aku menahan , mencoba menghabiskan waktu untuk terus mencintainya , dan selalu memberikan perhatianku kepadanya, ratusan lelaki mencoba mendekatinya , secara dia banyak yang suka. tetapi ada sesuatu hal yang aku engga yakin padanya hingga detik ini, apa kah ia mencintaiku seperti aku mencintainya . tangis meledakan hatiku!!!
            “Seberapa cintakah dia kepada diriku? Jangan-jangan hanya ekspresi kebohongan cintanyaq saja pada diriku, takut aku mengetahuinya bahwa dia tak mencintaiku, jadi dia membohongi aku . “ ujarku pada cermin saat aku menangis tersedu-sedu. Ketahuilah, keinginginan.ku memilikinya sangatlah besar.sentuhan kecilnyapun apapun yang diberikan kepadaku membuatku kuat dan termotivasi. Laksana siraman embun dingin ann sejuk yang mampu mengusir sejuta nestapa . itulah arti sentuhannya kepadaku.
            “Kamu engga tahu, sikap kamu itu terhadapku membuatku sangatlah berharap padamu . dia sangatlah terlihat anggun seperti pendapat-pendapat temanku, bahkan teman ceweku membicarakannya ia yang sangatlah teristimewa. Dia bahkan selalu membuat aku luluh lantah olehnya.
            Hatiku remuk, ya tuhan aku engga sanggup dan tak bisa membayangkan gimana rasanya hidupku bila umpama aku ditinggalkan dia , aku hanya sebagai fatarmorgananya saat ini. Aku bertahan dengan ketabahan dan aku mencoba ingin berkorban untukknya dan menentukan selalu pilihannya untuk dapat memilihku.
            Sungguh amat sering bercerita badan bintang-bintang yang bersinar tentang peliknya mengambil sebuah pilihan di saat hidup hanya memberikan dua pilihan, antara kecewa atau tidaknya, berlawanan, bertabrakan, atau yang lebih parah pilihan itu bisa menghancurkan hidupku. Oh hidup , oh hidup , kondisi ini masih terus kualami , mungkin banyak orang juga yang mengalaminya.
            Hidup ini adalah samudra pilihan . bahkan setiap saat, kita harus memilih, dalam apapun hal ataupun kita dipilih atau tidaknya. Tapi ketahuilah bahwa apapun yang kita terima itu adalah pilihan. Kita pasti menemui konsekuensinya , baik positife atau negative.dari yang kecil hingga yang besar.
Ada harga yang harus kita bayar untuk setiap keputusan dan pilihan, mahal atau murahnya harga tergantung pada hasil semuahnya. Untung atau rugi, kita dan orientasi hidup mana yang kita ambil. Resikonya apapun hanya akan segelas.  Kita mau tujuan hidup yang sebesar gunung maka itulah yang akan kita hadapi beserta resikonya yang sbesar gunung . seperti aku ingin memilikimu.
Prinsip besar resiko besar tantangannya, akan selalu kita jumpai dalam setiap pilihan kita. Layaknya kita berbisnis besar atau kecilnya.aku terus mencari sebuah jawaban tentang cintakah dia kepadaku. Baikkah aku untukknya, atau mungkin aku bukanlah tipe pria yang baik untukknya dan diidamkannya. Tetesan air matapun jatuh tak terasa  membasahi pipiku serta tangisan yang berada dalam hatikupun pecah.!!
Sebatas renungan , apapun yang aku telah lakukan saat hidup menyuguhkan hanya dua pilihan , aku harus siap menerimanya dengan lapang dada. Setiap orang niscaya sadar bahwa jika ia memilih keadaan sepertiku maka ia  harusmenerima resiko belaka , maka ia takkan mampu pernah mencapai itu , yang arti dan dampaknya lebih buruk dari harapan dan pencapaianku.
Aku harus merasa paham banget bahwa jika ia memilih untuk tidak memilihku dan memilih orang lain yang dipuja dan dikasihi hatinya, yang lebih Gagah seperti Cristian Ronaldo.maka seumur hidupku akan terbayang bayangannya dan jealous, selamanya , sampai mati . aku akan terus dia akan terus ada dibenakku , dalam sentuhan kalbuku yang lembut ini yang dibuat ia menjadi hancur lebur bak bumi ditabrak meteor!!.
            Terkadang akal sehatku berkata, dia meninggalkanku demi kebaikannya dimasa depan memangnya siapa aku , apa yang bisa dibanggakan untukknya. Aku hanyalah aku yang berjalan dengan bertelanjang kaki , masihkah dia bisa ku miliki?......tapi emosiku juga berkata, sungguh selalu membelengguku kesaran logikaku .dan meradangkan luka dihatiku yang selalu ingin dengannya memilikinya . karna aku amat mencintainya sepenuh jiwa ragaku.....
            Menurut logikaku berarti melepaskan dia yang telah membuat aku nyaman dan membelengguku untuk terus mencintainya membuatku merasa terus menggilainya.namun resikonya bila aku tak bisa memilikinya hanyalah luka yang membekas di hatiku. Berkeping-keping . karena dalam cintaku yang terbina selama ini hanyalah untuknya
            Yang mana yang aku akan ambil, itu sungguh memerlukan keberanian menempuh resiko atas pilihan nya padaku. Dalam ujung tangisku aku hanya berkata, “Aku engga bisa menjauhi kamu. Finalnya aku menantikan aku ada dihatimu dan kita bisa bersama” . yang kutahu adalah bahwa jika kita memutuskan pilihan yang beresiko kecil karena kita takut untuk menghadapi resiko yang besar , sebagaimana kita tahu pasti bahwa dibalik resiko besar tersimpan emas yang berkilau yang menunggu di balik pagar hatimu. Yang itu adalah yang terbaik untuk kehidupanku . berarti aku sudah memilih pilihan yang besar. Daan akan beresiko besar.
            Jika aku memilih yang lebih kecil aku akan mendapatkan resiko kecil tetapi aku hanyalah pengecut yang tak berani mengambil resiko besar untukku sendiri. Aku hanya bias memandangi dia dalam kejauhan angin laut yang hanya sesekali menerpa dan mengiris hatiku.
            Pernah aku bertanya padanya. Jikau engkau melihat bulan dan bintang bersinar padamu . permintaan mu tentang cowo yang engkau inginkan itu yang seperti apa. Dia berkata “ aku ingin memiliki cowo yang baik, kaya , tampan , itu idaman dan pilihanku.” Aku hanya tercengak terdiam membisu. Bisa apa aku dengan kata-katanya itu tadi?
            Aku yang hanyalah berada dalam keluarga yang sederhana yang kental dengan kehidupan beragama. Aku tak punya harta yang seperti ia idamkan. Aku yang hanya berjalan dengan seutas sendal jepit yang mungkin ia mampu membelinya berlusin-lusin tak sepertiku yang hanya mampu membeli sebuah sendal jepit usang . dan aku tak tampan. Aku hanyalah manusia yang diciptakan kurang sempurna dan tak berdaya apa-apa depan ia. Menangis bersedih tak terobati mungkin hanya dengan khayalan aku saja aku dapat memilikinya.
            Ya ALLAH semakin berkucur air mataku mendengar omongannya seperti itu . doaku selalu menyertai untuknya dan semoga keajaiban tuhan dapat membimbingku untuk mendapatkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar